Etherum vs Bitcoin: Tinjauan Multi-Perspektif - Media Edukasi Aset Kripto dan Web3 Halal Pertama di Indonesia
|

Etherum vs Bitcoin: Tinjauan Multi-Perspektif

Ya, kita sering mendengar keduanya dicelotehkan oleh si “anak kripto” dari teman atau keluarga kita, atau dari kita sendiri. Tapi apa yang membedakan kedua hewan ini? Toh bagi orang awam, keduanya sama-sama berada di habitat blockchain. Mari kita ulas perbedaan dan keunggulan masing-masing dari berbagai perspektif.

Apa bedanya Bitcoin dan Ethereum?

Bitcoin dan Ethereum adalah mata uang digital atau cryptocurrency yang paling populer. Namun, ada beberapa perbedaan antara keduanya.

  1. Tujuan. Bitcoin diciptakan sebagai mata uang digital yang tidak terpengaruh oleh bank atau pemerintah, sementara Ethereum diciptakan sebagai platform yang memungkinkan pengembangan aplikasi decentralized.
  2. Teknologi. Bitcoin menggunakan teknologi Blockchain, sementara Ethereum menggunakan teknologi Blockchain yang disebut Ethereum Virtual Machine (EVM). EVM memungkinkan pengembangan aplikasi smart contract yang lebih fleksibel dibandingkan dengan Bitcoin.
  3. Singkatan. BTC merujuk pada Bitcoin, dan ETH merujuk pada Ether
  4. Jumlah maksimum: Jumlah Bitcoin yang akan diterbitkan adalah 21 juta, sementara Ethereum tidak memiliki batas jumlah maksimum yang diterbitkan
  5. Insepsi. Bitcoin adalah mata uang kripto pertama di dunia, dibuat pada tahun 2009. Ethereum berikutnya muncul pada 2015. Pada awalnya, Ether dimaksudkan sebagai pelengkap Bitcoin, tetapi pada akhirnya kedua koin menjadi saling bersaing.
  6. Kemungkinan perdagangan. Bitcoin memperdagangkan mata uang kripto secara eksklusif, sedangkan Ethereum menawarkan beberapa metode pertukaran, termasuk kontrak pintar.
  7. Block time. Rata-rata block time untuk konfirmasi transaksi Ether adalah 12 detik, dibandingkan dengan Bitcoin yang memakan waktu 10 menit.
  8. Sistem konsensus. Bitcoin beroperasi dengan sistem proof of work (PoW), yang digunakan untuk memvalidasi transaksi. Ethereum menggunakan PoW pada 7 tahun pertama, dan kemudian bertransisi ke sistem berbasis proof of stake (PoS) sebagai bagian dari pemutakhiran Ethereum 2.0 saat even The Merge pada 15 September 2022.
  9. Kode yang dapat dieksekusi. Transaksi Ethereum dapat dibubuhkan dengan kode yang dapat dieksekusi, sedangkan transaksi jaringan Bitcoin tidak mampu. Hal ini memungkinkan aplikasi yang terdesentralisasi dan transaksi bersyarat, yaitu transaksi yang terjadi hanya ketika syarat-syarat tertentu terpenuhi.
  10. Jenis enskripsi. Kedua jaringan blockchain menjalankan enskripsi yang berbeda. Ethereum menjalankan Ethash, sementara Bitcoin menjalankan enskripsi Secure Hash Algorithm 256 (SHA-256).

Keunggulan Dalam Perspektif Teknologi

Dalam perspektif teknologi, Ethereum dianggap sebagai lebih unggul dibandingkan dengan Bitcoin. Hal ini karena Ethereum menawarkan fitur-fitur yang lebih kompleks dan fleksibel dibandingkan dengan Bitcoin.

Ethereum menggunakan teknologi Ethereum Virtual Machine (EVM) yang memungkinkan pengembangan aplikasi smart contract. Smart contract adalah sebuah kontrak digital yang dapat dieksekusi secara otomatis tanpa intervensi manusia. Fitur ini memungkinkan pengembangan aplikasi decentralized yang lebih canggih, seperti sistem keamanan, sistem voting, dan lain-lain.

Selain itu, Ethereum juga memiliki fitur-fitur seperti token ERC-20 yang memungkinkan pengembangan aplikasi token dan Initial Coin Offering (ICO). Ini memungkinkan proyek-proyek baru untuk mengumpulkan dana dari investor dengan cara yang lebih efisien.

Sedangkan Bitcoin hanya difokuskan pada fungsi sebagai mata uang digital yang tidak terpengaruh oleh bank atau pemerintah. Namun, meskipun Bitcoin tidak sefleksibel Ethereum, Bitcoin tetap menjadi cryptocurrency yang stabil dan cukup populer di dunia.

Keunggulan Dalam Perspektif Adopsi Massal

Dari perspektif adopsi massal, Bitcoin dianggap sebagai yang lebih baik dibandingkan dengan Ethereum. Ini karena Bitcoin telah digunakan sebagai mata uang digital sejak tahun 2009 dan telah menjadi yang paling populer dan banyak digunakan di seluruh dunia.

Bitcoin telah diakui sebagai mata uang digital yang stabil dan diterima oleh banyak merchant, platform e-commerce, dan jasa keuangan. Beberapa negara juga telah mengakui Bitcoin sebagai alat pembayaran legal. Ini menyebabkan Bitcoin lebih mudah diadopsi dan diterima oleh masyarakat luas.

Sedangkan Ethereum, meskipun sudah diperkenalkan pada tahun 2015, masih dianggap sebagai aset yang kurang dikenal dan digunakan oleh masyarakat luas. Ethereum masih terbatas digunakan dalam aplikasi-aplikasi yang dibangun dengan teknologi blockchain, dan tidak digunakan sebagai alat pembayaran yang umum.

Namun, itu tidak berarti Ethereum tidak memiliki potensi untuk diadopsi secara massal. Ethereum memiliki teknologi yang lebih canggih dibandingkan dengan Bitcoin dan dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang lebih kompleks. Ethereum juga memiliki potensi untuk diadopsi dalam industri-industri tertentu seperti supply chain, voting, dan lainnya.

Keunggulan Dalam Perspektif Investasi

Dalam perspektif investasi, tidak ada jawaban pasti mana yang lebih baik antara Bitcoin dan Ethereum. Kedua aset ini memiliki risiko dan potensi keuntungan yang berbeda-beda.

Bitcoin dianggap sebagai mata uang digital yang stabil dan cukup populer. Harga Bitcoin telah mengalami kenaikan yang signifikan selama beberapa tahun terakhir, dan masih dianggap sebagai aset yang cukup menguntungkan untuk diinvestasikan. Namun, sebagai aset yang sangat volatil, harga Bitcoin juga dapat turun secara drastis dalam waktu singkat.

Ethereum, di sisi lain, dianggap sebagai aset yang lebih spekulatif dibandingkan dengan Bitcoin. Harga Ethereum juga telah mengalami kenaikan yang signifikan selama beberapa tahun terakhir, namun masih dianggap lebih volatil dibandingkan dengan Bitcoin. Namun, Ethereum dianggap sebagai aset yang lebih prospektif dalam jangka panjang karena adanya teknologi dan fitur yang lebih canggih dibandingkan dengan Bitcoin.

Sebagai investor, sebaiknya melakukan riset dan analisis yang cukup sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada salah satu aset tersebut. Selain itu, Anda juga harus mempertimbangkan profil risiko dan tujuan investasi Anda sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada salah satu aset tersebut. Jangan lupa DYOR (Do Your Own Research)!

Referensi :

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *